Bajaj dan Becak di Tengah Modernisasi Kota Jakarta
Di tengah pesatnya modernisasi Kota Jakarta, transportasi tradisional seperti bajaj dan becak masih bertahan sebagai bagian dari identitas Jakarta.
Transportasi Tradisional, Bajaj Oranye
Sumber: Wikibuku
Jakarta – Jakarta dikenal sebagai kota yang terus bergerak maju. Dari jalur MRT dan LRT yang membelah kota, hingga layanan ojek daring yang mudah dijangkau dalam genggaman, ibu kota seolah tak berhenti mengejar kemajuan. Namun di balik segala modernisasi itu, masih ada moda transportasi sederhana yang tetap bertahan: bajaj dan becak.
Keberadaan dua moda transportasi tradisional ini mungkin tak lagi mencolok di tengah padatnya kendaraan bermotor. Namun, di sejumlah wilayah, terutama kawasan padat penduduk atau gang sempit yang sulit dijangkau kendaraan besar, bajaj dan becak masih memiliki peran tersendiri.
Bajaj
Bajaj, kendaraan roda tiga berwarna oranye yang sudah menjadi bagian dari wajah Jakarta sejak lama, masih dapat ditemui beroperasi di beberapa titik. Meskipun jumlahnya tidak sebanyak dulu, bajaj masih menjadi pilihan bagi warga yang membutuhkan kendaraan cepat, kecil, dan lincah. Selain versi konvensional, kini hadir pula bajaj bertenaga listrik berwarna biru sebagai bagian dari upaya pemerintah mengurangi emisi karbon.
Becak
Meski dilarang beroperasi di jalan protokol sejak lama, becak masih dapat ditemui di beberapa sudut Jakarta, seperti di kawasan Pademangan dan Penjaringan, Jakarta Utara. Becak menjadi pilihan transportasi jarak dekat, terutama di kawasan permukiman padat. Moda ini menawarkan kenyamanan sederhana dan kemudahan menjangkau lokasi-lokasi yang sulit dilalui kendaraan bermotor.
Jejak Tradisional di Tengah Modernitas Kota
Bajaj dan becak bukan sekadar alat transportasi, melainkan bagian dari warisan budaya kota. Keduanya mencerminkan sisi lain Jakarta yang bersahaja, jauh dari hiruk-pikuk kemewahan dan percepatan digital. Meski tidak lagi menjadi andalan utama, keberadaan transportasi tradisional ini menyimpan nilai historis dan sosial yang kuat.
Jakarta mungkin terus berubah, tetapi belum sepenuhnya meninggalkan jejak masa lalu. Bajaj dan becak masih hadir di antara jalan-jalan sempit, gang-gang perkampungan, dan perputaran kehidupan warga kota. Mereka menjadi pengingat bahwa kemajuan tak selalu berarti meninggalkan yang lama, sebab sebagian warga masih menggantungkan hidup pada moda transportasi yang sederhana namun bermakna.
Komentar
Posting Komentar