Kanker Kolorektal Meningkat di Kalangan Gen Z, Gaya Hidup Tak Sehat Jadi Sorotan
Dosen IPB University mengingatkan lonjakan kanker kolorektal di usia muda, akibat kombinasi faktor genetik dan pola hidup modern.
Ilustrasi Penyakit Kanker Kolorektal
Sumber: RRI.co.id
Jakarta — Kanker kolorektal kini tidak lagi identik dengan usia lanjut. Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr. Sulpiana, M.Biomed, menyampaikan bahwa tren peningkatan kanker kolorektal di kalangan anak muda, termasuk generasi Z, semakin nyata dan mengkhawatirkan. Fenomena ini disebabkan oleh perpaduan antara faktor genetik dan pola hidup yang tidak sehat.
Menurut dr. Sulpiana, individu yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal memang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit serupa. Namun, ia menegaskan bahwa gaya hidup modern yang kurang aktif dan didominasi konsumsi makanan tidak sehat memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan kasus kanker tersebut di usia muda.
“Kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak seimbang, serta konsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak menjadi faktor risiko utama,” jelasnya melalui situs resmi IPB University pada Selasa (15/4/2025).
Kanker kolorektal sering kali berkembang secara perlahan dan tanpa gejala mencolok pada tahap awal. Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai tanda-tanda peringatan dini, antara lain perubahan pola buang air besar, darah pada feses, nyeri atau kram perut yang tidak kunjung hilang, penurunan berat badan tanpa sebab, dan kelelahan yang tidak biasa. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, masyarakat dianjurkan segera melakukan pemeriksaan medis guna mendeteksi penyakit sedini mungkin.
Sebagai langkah pencegahan, skrining kolonoskopi sebelum usia 40 tahun sangat disarankan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker kolorektal atau memiliki gangguan pencernaan kronis seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Di sisi lain, kemajuan teknologi kesehatan saat ini memungkinkan generasi muda untuk lebih aktif dalam memantau kondisi tubuh mereka. Namun, perubahan gaya hidup tetap menjadi kunci utama dalam menekan risiko kanker.
dr. Sulpiana juga mengimbau masyarakat untuk memperbanyak konsumsi serat, mengurangi makanan olahan dan daging merah, serta menjaga aktivitas fisik secara teratur. "Kesehatan usus sangat bergantung pada gaya hidup kita. Perubahan kecil dalam pola makan dan kebiasaan hidup sehat dapat memberi dampak besar dalam pencegahan kanker kolorektal," tutupnya.
Komentar
Posting Komentar