BPOM RI Dorong Akses Terapi Inovatif melalui Kolaborasi Global

BPOM RI membuka jalan bagi terapi canggih seperti terapi gen untuk talasemia dan kanker melalui kerja sama dengan industri global.

Kantor BPOM RI 
Sumber: pom.go.id

Jakarta — Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Taruna Ikrar, baru-baru ini melakukan kunjungan resmi ke Boston, Amerika Serikat, untuk memenuhi undangan Wakil Presiden Senior Unit Bisnis Internasional SAREPTA Therapeutics, Dr. Charles Gerrits. Pertemuan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat upaya BPOM dalam mendukung pengembangan terapi inovatif di Indonesia.

Diskusi yang berlangsung pada Rabu (9/4/2025) tersebut mencakup peluang kolaborasi dalam membangun regulasi dan pengawasan terhadap terapi gen, serta memastikan akses masyarakat terhadap obat inovatif yang aman dan efektif. BPOM menekankan pentingnya panduan regulatori untuk pengembangan obat, termasuk evaluasi keamanan dan efikasi, serta penguatan ekosistem uji klinis yang berkelanjutan di Indonesia.

Salah satu fokus kerja sama adalah percepatan akses terhadap Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP), yang mencakup terapi gen dan terapi sel. Produk-produk ini menawarkan harapan baru bagi pengobatan penyakit berat seperti kanker dan talasemia—penyakit dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Namun, tantangan masih ada, seperti kebutuhan akan kerangka regulasi yang jelas, infrastruktur yang memadai, serta biaya terapi yang masih tinggi.

Taruna Ikrar menyampaikan bahwa Indonesia sedang menyusun kerangka regulasi ATMP agar sejalan dengan standar internasional, tanpa mengabaikan konteks lokal. Dukungan infrastruktur juga terus diperkuat, termasuk keberadaan fasilitas bersertifikasi Good Manufacturing Practice (GMP) di Jakarta dan Cikarang.

"Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat pengembangan dan pelaksanaan terapi canggih di kawasan Asia Tenggara," ujar Taruna. Ia juga berharap kerja sama ini dapat memberikan akses terhadap pengalaman SAREPTA dalam menghadapi proses regulasi di bawah US FDA, serta memperoleh wawasan dari laporan evaluasi produk yang telah dikembangkan.

Dr. Charles Gerrits menyambut positif kolaborasi ini dan menyatakan ketertarikannya untuk memperluas kerja sama dalam rangka meningkatkan akses terapi inovatif di Indonesia. Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan dari diskusi yang telah dimulai sejak kunjungan pihak SAREPTA ke Indonesia pada Februari 2025.

Langkah BPOM ini mencerminkan komitmen kuat dalam mendorong transformasi sistem kesehatan nasional, khususnya dalam pengobatan berbasis teknologi tinggi yang berorientasi pada keselamatan dan manfaat bagi pasien.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LSPR Institute dan YKPI Gelar Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara di Jakarta

Kanker, Ancaman Nyata yang Masih Diabaikan

Belum Kunjung Selesai, Proyek Galian di Jalan Cikini Raya Jakarta Pusat Sebabkan Kemacetan